Tribun Sumatera.com – Bengkulu Selatan – Ketua Unit BBM Mini Koperasi Nelayan Mutiara Selatan di Kelurahan Pasar bawah Kacamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, Yoza Hermansyah, SE, mengatakan terkait dugaan praktik pungutan liar (pungli) bantuan jaring Milinium dari KKP RI untuk para nelayan.
Dia mengakui, memungut sejumlah uang hanya dari 6 nelayan dari 20 nelayan yang menerima bantuan jaring. Besar pungutannya 750 ribu, sesuai kesepakatan penerima dengan pengurus koperasi.
“Kita mendapat bantuan jaring dari KKP RI sebanyak 50 pis untuk 20 nelayan, jadi 1 nelayan hanya dapat 2,5 pis. namun yang mengambil hanya 6 orang nelayan,” ujar Yoza, Minggu (18/9/2022).
Namun, Yoza membantah permintaan biaya tersebut, sebagai bentuk praktik pungutan liar (pungli). Melainkan, sebagai biaya pengesetan Jaring dan Pembelian tali.
“Jadi begini. Jaring itu kan dikirim pusat tidak langsung di steel. Kita ambil uang dari 6 nelayan itu, untuk penyetelan 15 pis jaring dan membeli tali, jadi totalnya untuk 15 pis tersebut sebesar 4,5 juta rupiah, kalau yang 35 pis sudah kita talangi dari koperasi,” kilahnya.
Bantuan yang disalurkan melalui koperasinya ini, sebanyak 50 pis jaring. Setiap pis diperkirakan senilai Rp 2 juta, dengan total keseluruhan mencapai Rp. 100 juta.
Sementara Penyuluh Perikanan Yul saat dikonfirmasi membenarkan adanya bantuan Jaring Milinium dari KKP RI untuk 20 anggota koperasi nelayan Mutiara Selatan pada Tahun ini.
” Ya tahun ini ada bantuan dari KKP RI untuk Koperasi Mutiara Selatan mendapat 50 pis jaring.milinium,” ujar Yul saat dikonfirmasi.
Terkait adanya dugaan pungli, dikatakannya belum mengetahui hal tersebut, namun saat serah terima bantuan jaring dari KKP RI dengan Koperasi Mutiara Selatan Ia ikut hadir dalam penyerahan bantuan itu.
“Bantuan KKP RI Sudah diserahkan kepada Koperasi Mutiara Selatan,” pungkasnya.
Sementara itu 19/9/2022 kepala Dinas Perikanan Bengkulu Selatan Santono mengatakan” hari ini sudah kita panggi namun pihak koprasi belum datang” jelas Santono pada pukul 13: 03.
Ditempat terpisah Tim investigasi Sekber Media Online Julian Ao angkat bicara” kita mintak kepada dinas terkait untuk mengecek kebenaran uang yang di mintak oleh ketua koperasi, Sedangkan yang sisa 35 pis tersebut mereka tanggulangi , dimana Koprasi Mutiara Selatan sebelumnya membuka Pom BBM mini kemaren diduga ada kendala ditambah Mobil untuk mengangkut Ikan Juga sudah ditarik Kementerian dikarenakan penyalahgunaan, kini diduga ada pungli terkait atas bantuan jaring ada biaya sebesar 750.000 per orang bagai mana jika nelayan yang dapat bantuan tersebut belum mempunyai uang?..
kita mintak agar dinas terkait dapat melakukan kroschek ke kantor koprasi tersebut sehingga diduga ada main mata dengan pihak penyuluh dikarenakan pihak penyuluh sangat berperan dalam peruntukan tersebut , Apalagi saat dimintai daptar nama penerima bantuan ke yoza sampai saat ini tidak dapat menunjukannya , namun hal ini tetap akan kita laporkan ke Kejari karena telah kita konsultasi kan dengan kasi Intel melalui jaringan WhatsApp beberapa waktu lalu , bahkan ke kejati kalau tidak ada tanggapan dari Dinas Perikanan” Tegas Julian Ao
Upaya konfirmasi dengan pihak terkait terus dilakukan.BPA